ROBOT LINE FOLLOWER BERBASIS PID
Abstrak
Robotika merupakan teknologi yang sangat sepat
berkembang karena banyak dari para ilmuan yang mengembangkan teknologi robot.
Sehingga perubahan bentuk dan pola gerak robot dari zaman ke zaman mengalami
banyak perkembangan.
Pelajaran dasar dari dunia robot yang dapat
diimplementasikan oleh para pelajar adalah robot line follower atau robot pengikut garis. Perkembangan dari robot line follower ini adalah dengan
menambahkan kontrol PID agar pergerakan robot menjadi lebih halus.
Kata Kunci: Robot, Line Follower, PID
I.
Tujuan
- Untuk memahami konsep dasar PID
- Untuk mengetahui cara membuat robot line follower berbasis PID
- Untuk mengetahui prinsip kerja robot line follower berbasis PID
II.
Alat
dan Bahan
1.
Minimum Sistem dan Driver
· ATmega16 1 buah
· Kapasitor
30pF 2 buah
· Kapasitor 1µF 1
buah
· Resistor
10 KW 1 buah
· Resistor Kristal 12,0000 Mhz 1buah
· Buzzer 1
buah
· Push
botton 1
buah
· Regulator
7805 1 buah
· Diode
IN4001 13
buah
· Kapasitor
10001µF 1 buah
· Resistor
100W 2 buah
· IC
74LS139 1
buah
· Resistor
330W 9 buah
· Mosfet
IRF 744N 8 buah
· Optocoupler
PC817 6 buah
· Bor 1
buah
· Solder 1
buah
· Timah secukupnya
· Motor
DC 2
buah
· Kabel
jumper secukupnya
· Baterai
lippo 2
buah
· Roda
motor 2
buah
· LED 1
buah
· Software
CodeVision AVR
· Downloader
· Software
Express PCB
· Diplux
2.
Rangkaian sensor
· LED
· Photodioda
· Resistor
3.
Rangkaian LCD
· LCD
· Push
button
· Resistor
III. Dasar Teori
Robot Line
Follower
Robot line follower adalah sebuah robot yang
bisa bergerak mengikuti garis tebal berwarna hitam. Untuk dapat bergerak mengikuti garis hitam, diperlukan sebuah sensor, yaitu sensor proximity.
Prinsip kerjanya sederhana, hanya memanfaatkan sifat cahaya yang akan
dipantulkan jika mengenai benda berwarna terang dan akan diserap jika mengenai
benda berwarna gelap. Sebagai sumber cahaya kita gunakan LED (Light Emiting
Diode) yang akan memancarkan cahaya merah dan untuk menangkap pantulan cahaya
LED kita gunakan photodiode. Jika sensor berada diatas garis hitam maka
photodioda akan menerima sedikit sekali cahaya pantulan. Tetapi jika sensor
berada diatas garis putih maka photodioda akan menerima banyak cahaya pantulan.
Gambar 3.1 Sensor yang digunakan pada
robot line follower
PID
PID (Proportional–Integral–Derivative
controller) merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut.
Komponen
kontrol PID ini terdiri dari tiga jenis yaitu Proportional, Integratif dan Derivatif. Ketiganya dapat dipakai
bersamaan maupun sendiri-sendiri tergantung dari respon yang kita inginkan
terhadap suatu plant.
1.
Kontrol
Proporsional
Kontrol P jika G(s) =
kp, dengan k adalah konstanta. Jika u = G(s) • e maka u = Kp • e dengan Kp
adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa
memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki
berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun
demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu
untuk memperbaiki respon transien khususnya rise time dan settling time.
2. Kontrol Integratif
Jika G(s) adalah kontrol
I maka u dapat dinyatakan sebagai dengan Ki adalah konstanta Integral,
dan dari persamaan di atas, G(s) dapat dinyatakan sebagai Jika e(T) mendekati konstan (bukan
nol) maka u(t) akan menjadi sangat besar sehingga diharapkan dapat memperbaiki
error. Jika e(T) mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin kecil. Kontrol I
dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state, namun pemilihan
Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien yang tinggi sehingga
dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang sangat tinggi
justru dapat menyebabkan output berosilasi karena menambah orde sistem
3. Kontrol Derivatif
Sinyal kontrol u yang
dihasilkan oleh kontrol D dapat dinyatakan sebagai Dari persamaan di atas, nampak bahwa
sifat dari kontrol D ini dalam konteks "kecepatan" atau rate dari
error. Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk memperbaiki respon transien
dengan memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol Derivative hanya berubah
saat ada perubahan error sehingga saat error statis kontrol ini tidak akan
bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat
dipakai sendiri.
IV.
Gambar dan Penjelasan Rangkaian
1. Minimum System Mikrokontroler ATMega 16
Perangkat Keras pada line follower
berbasis PID ini menggunakan mikrokontroler ATMega16 sebagai pengendali utama.
Mikrokontroler ATMega16 mempunyai 40 pin dengan 32 I/O. Mikrokontroler ATMega16
membutuhkan sistem minimum yang terdiri dari kristal dan kapasitor agar dapat
dioperasikan.
Gambar 4.1 Rangkaian
Minimum Sistem
Rangkaian minimum sistem ini
menggunakan oscillator 12,0000 Mhz dan dua buah kapasitor 30pF serta rangkaian untuk me-reset
dengan resistor 10 KW dan kapasitor 1uF. Terdapat 4 port
I/O, namun tidak semua port digunakan
dalam alat ini. Berikut ini adalah tabel penjelasan kegunaan port I/O dalam perancangan. Tabel 3.1 menjelaskan jumlah kebutuhan port I/O dan
tabel 3.2 adalah port mikrokontroler
yang digunakan.
Tabel 3.1 Kebutuhan Port I/O Mikrokontroler
Definisi Kebutuhan Port I/O Mikrokontroler
|
|
Input
|
Output
|
Sensor 8 buah
|
Driver motor
kanan
|
Tombol 4 buah setting
|
Driver motor
kiri
|
|
LCD
|
|
Buzzer
|
Tabel 3.2
Penggunaan Port I/O
Mikrokontroler
Data Penggunaan Port I/O Mikrokontroler
|
|
Input
(Port B)
|
Output
(Port C dan Port A)
|
PA.0 sampai PA.7 untuk sensor
|
PD.0 sampai PD.2 driver kanan
|
PB.3 sampai PB.6 untuk tombol setting
|
PD.3 sampai PD.5 driver kiri
|
|
PC.0 sampai PC.7 untuk
LCD
|
|
PB.0 untuk buzzer
|
2.
Rangkaian Kontrol (Driver)
Driver pada line follower berbasis PID ini menggunakan optocoupler dan IC 74LS139 sebagai multiplekser. Tujuan pemasangan
multiplekser ini adalah untuk mengamankan rangkaian H-bridge seandainya terjadi
kegagalan program. Jika terjadi kegagalan program, maka H-bridge sebagai
pengendali utama tidak akan terbakar karena tidak akan ada arus yang bisa
melewati 74LS139. Gambar 4.2 menunjukkan gambar rangkaian driver.
Gambar 4.2 Driver line follower berbasis
PID
3.
Rangkaian
Sensor
Sensor yang digunakan pada
robot line follower ini adalah sensor
photo dioda dan LED sebagai sumber cahayanya. Pada saat LED terkena media yang
berwarna hitam, maka cahaya akan terserap oleh media tersebut dan photodioda
tidak menangkap cahaya yang menyebabkan resistansi photodioda menjadi tetap,
dan pada saat LED terkena media yang berwarna putih maka cahaya yang dihasilkan
oleh LED tersebut akan memantul dan diserap oleh photodioda dan menyebabkan
resistansi photodioda menjadi mengecil.
Gambar 4.3 Cara Kerja Sensor
Gambar
4.4 Rangkaian Sensor
4.
Rangkaian LCD
LCD berfungsi sebagai media panmpil untuk menyeting robot line follower. Dibawah ini merupakan
gambar dari rangkaian LCD
Gambar
4.5 Rangkaian LCD
V.
Langkah Kerja
1.
Menyiapkan alat dan
bahan
2.
Membuat rangkaian
minimum sistem, rangkaian driver, rangkaian sensor dan rangkaian LCD pada papan
PCB dengan bentuk sesuai dengan bodi robot yang diinginkan, memasang motor dan
roda pada bodi robot.
3.
Mengebor pada
titik-titik kaki komponen
4.
Memasang
komponen-komponen pada tiap rangkaian dan menyoldernya
5.
Mengecek apakah
rangkaian-rangkaian tersebut dapat berfungsi
6.
Mendownload program ke
dalam mikrokontroler
7.
Menggabungkan keempat
rangkaian tersebut hingga menjadi satu kesatuan.
8.
Melakukan trial pada
robot line follower
9.
Membuat laporan
VI.
Hasil
1.
Memilih “Menu” dengan
menekan tombol di bawah Menu
2.
Melakukan scan garis
dan memilih “OK” dengan menekan tombol di bawah “OK”
3.
Mengatur kecepatan yang
diinginkan pada robot dengan menambah (+) atau mengurangi (-), lalu menekan
“next”
4.
Mengatur Kp yang
diinginkan pada robot dengan menambah (+) atau mengurangi (-), lalu menekan
“next”
5.
Mengatur Kd yang diinginkan
pada robot dengan menambah (+) atau mengurangi (-), lalu menekan “next”
6.
Mengatur Ki yang
diinginkan pada robot dengan menambah (+) atau mengurangi (-), lalu menekan
“next”
7.
Kemudian mengatur rem,
dimana rem disini diatur 10ms, lalu tekan “Save”
8.
Pengaturan
telah tersimpan
9.
Menjalankan robot
dengan menekan tombol “GO”
VII.
Hasil
Percobaan
· Rangkaian
Minimum Sistem
· Rangkaian
LCD
· Rangkaian
Sensor
· Mekanik dan Body
· Robot
Line Follower
VIII. Pembahasan
Robot line follower yang kami buat menggunakan baterai dengan tegangan DC
12v yang kemudian dikonversikan oleh IC regulator LM 7805 untuk menghasilkan
tegangan 5v agar sesuai dengan kebutuhan mikrokontroler. Tegangan 5v tadi
berfungsi untuk mengaktifkan motor driver, komparator, sensor, dan
mikrokontroler. Sensor yang digunakan pada robot line follower ini adalah sensor garis yang terdiri dari photodioda
dan LED yang berguna untuk mengatur jalannya robot agar dapat mengukuti garis
yang telah dibuat. Saat cahaya LED mengenai media yang berwarna gelap maka
photodioda tidak menerima cahaya karena cahaya yang dipancarkan oleh LED tadi
telah terserap oleh media yang berwarna hitam sehingga menyebabkan resistansi
pada photodioda tetap besar. Sedangkan pada saat LED mengenai media yang
berwarna putih maka cahaya akan dipantulkan oleh media putih tersebut dan
diserap oleh photodioda yang menyebabkan resistansi pada photdioda mengecil.
Pada saat resistansi pada photodioda besar, maka tegangan pada photodioda pun
kecil, dan pada saat resistansi pada photodioda kecil, maka tegangan pada
photdioda pun besar. Tegangan yang dihasilkan tadi akan masuk ke komparator
yang berfungsi untuk membandingkan tegangan photodioda dengan tegangan
referensi. Jika tegangan photodioda lebih besar dari tegangan referensi, maka
keluaran dari rangkaian komparator akan berlogika high (1), sedangkan jika
tegangan pada photodioda lebih kecil dari tegangan referensi maka keluaran dari
rangkaian komparator akan berlogika low (0). Kemudian keluaran dari komparator
akan masuk ke dalam mikrokontroler. Masukan pada robot ini berupa aktif low
(0), karena pada program masukan dari blog input diinisialisasikan sebagai aktif low. Jadi
robot akan bergerak jika sensor terkena garis warna hitam.
Berikut ini
adalah gambar blok diagram pergerakan line
follower berbasis PID,
|
|
|
|
Gambar 8.1 Diagram Blok Sistem
Pada diagramblog tersebut ditunjukkan
bahwa terdapat empat buah inputan yang masuk ke dalam IC ATMega 16. Input yang
pertama adalah sensor yang masuk ke ADC mikrokonkroler berupa 8 buah sensor.
Kemudian kalibrasi dilakukan secara otomatis dan disimpan pada memori
mikrokontroler. Input ketiga adalah pengaturan kecepatan yang berfungsi sebagai
kecepatan tetap robot dan tersimpan dalam mikrokontroler. Input yang keempat
adalah pengaturan KP, KI, dan KD yang
berfungsi untuk menentukan nilai kontrol proporsional, integral, dan derivatif
dan tersimpan pada mikrokontroler. Proses pengaturan tersebut tertampil pada
layar LCD dengan karakter 16x2. Lalu tombol start untuk menyalakan robot line follower.
Berikut ini merupakan flow chart dari line follower berbasis PID.
Gambar 8.2 Flowchart line follower berbasis PID
Ketika robot dinyalakan untuk
pertama kali, sistem akan mendeteksi apakah robot akan diatur ulang melalui
menu atau langsung distart. Jika robot diatur maka akan ke menu atur speed untuk mengatur kecepatan robot.
Setelah pengaturan speed lalu akan masuk ke menu pengaturan KP,
jika sudah selesai maka akan masuk ke menu pengaturan KD, jika telah
selesai maka akan masuk ke pengaturan KI. Setelah semua selesai
diatur maka data akan tersimpan di memori mikrokontroler dan robot dapat
dijalankan.
IX.
Kesimpulan
·
Robor
line follower berjalan mengikuti lintasan
garis yang telah dibuat
·
Untuk
memudahkan pengaturan pada robot maka digunakan LCD 16x2
·
Kontrol
PID berfungsi untuk menghaluskan pergerakan robot.
X.
Daftar Pustaka
·
Arisandi. 2013. Pengembangan Trainer Pergerakan
Line Follower Berbasis PID Untuk Pembelajaran Sistem Kendali Jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang dengan Bahasan Kontrol PID.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar